aku hanya mampu menatap tanpa berbuat apapun
ketika kata itu terlontar dariku dan kaupun tetap tidak memberikan reaksi penolakan
aku menggigit bibir, menikmati setiap detik yang terus berlalu
hingga tidak tersisa apapun kecuali kita:
aku, kamu dan sebuah spasi
tanpa cabikan kenangan, tanpa harapan apapun
perlahan spasi itu tak lagi satu
berbelas, berpuluh, hingga beribu
tak ada lagi yang teringat, tak ada lagi yang berbekas
bahkan lembaran cerita kita yang tak seberapa pun lenyap tak bersisa
aku tidak pernah menyesali keputusanku untuk mengakhiri segala yang ada di antara kita
karena aku tahu, aku, kamu, tidak ditakdirkan untuk bersama
ada orang lain yang lebih baik untukmu, menantimu entah dimana, entah kapan
dan juga ada orang lain yang lebih tepat untukku, suatu saat nanti.
itulah mengapa kuputuskan untuk pergi, meski seberkas rasa itu masih ada
tetapi itu cukup menyakitkan melihatmu tidak mencegahku sama sekali
seakan aku tidak pernah memberi arti apapun
hingga akhirnya aku sadar aku telah mengorbankan sesuatu yang sangat besar: persahabatan kita dahulu yang entah mengapa tidak bisa kembali seperti dulu
mungkin memang jalan yang terbaik adalah memutuskan untuk tidak peduli
dan kembali ke kehidupanku sendiri
meninggalkan seberkas kenangan yang tak pernah dikenang
jauh jauh di belakang
Kamis, 05 November 2009
Kenangan yang Tidak Akan Pernah Dikenang (Aku, Kamu dan sebuah Spasi)
Diposting oleh Venus Aretha di 04.54 0 komentar
Rabu, 04 November 2009
cinta?
Kusingkap tirai air mata yang membelenggu
Dan berjanji
Bahwa mulai detik ini
Aku takkan menangis lagi
Kuungkap berjuta rahasia tentang cinta
Kututurkan dalam kata kata
Yang dengan tegas berbicara
Kutumpahkan dalam goresan pena
Yang dengan yakin mengukirnya
Tapi bahkan sebelum sempat kudatangi
Cinta terlebih dulu menghampiriku
Dan membuatku melanggar janjiku
Seorang penyair berkata:
Cinta itu buta
Ak bukan penyair, namun terpaksa kuakui itu
Seorang realis berkata:
Cinta itu egois
Ak bukan juga seorang realis
Tapi kusadari kebenaran itu
Seseorang yang kutemui di sudut kota berkata:
Cinta itu tidak adil
Diam diam akupun mengiyakan dalam hati
Seseorang dengan kuntum mawar yang layu di tangannya, berkata:
Cinta itu sampah
Dengan berat, kuanggukkan kepalaku
Hingga pada suatu hari
Seseorang tawarkan cinta padaku
Dengan sederhana
Halus
Dan tanpa syarat
Begitu mudahnya, begitu indahnya
Ak terhenyak sesaat
Jangan jangan ini kamuflase
Jangan jangan ini tipuan
Atau hanya sekedar mimpi belaka
Dan ketika bangun aku akan mendapati akhir cerita yang sama
Tapi melalui tatapan mata yang jujur
Dia membuatku paham
Arti cinta sesungguhnya
Bahwa memang
Terkadang cinta membutakan
Tetapi jika kita mau mengerti
Bukan cinta yang salah
Hanya pikiran manusia yang terlalu sempit
Bahwa memang
Cinta adalah zat tak kasatmata yang egois luar biasa
Tetapi jika kita berusaha memaknainya
Cinta adalah memberi
Bukan mengharapkan balasan
Jika kita belajar teori ikhlas, tuturnya, bagian mana yang egois ?
Meski tertampar telak, ak tak mau kalah begitu saja
Bagaimana dengan ketidak adilan dalam cinta? Tanyaku dengan bisikan
Ia menjawab dengan senyum
Cinta berasal dari Tuhan sebagai indra yang kedelapan
Dan setiap orang pasti akan menemui cintanya sendiri
Hanya saja, perjalanan waktu serta garis garis kehidupan akan mewarnai pencarian itu
Bila cinta diberikan secara cuma cuma, bagaimana seseorang akan menghargai setiap butir cinta ?
Dan ingatlah
Jika kau merasa cinta itu sampah
Sekali lagi ingatlah
Jangan berpikir cinta hanyalah hubungan kedua insan
Lelaki dan perempuan
Tidak
Ingatlah kasih ibumu, itu cinta
Senyuman tulus, itu cinta
Sepotong persahabatan, adalah cinta
Dan Tuhan menganugerahkan perasaan ini, sebenarnya juga merupakan bentuk cintanya padamu
Diposting oleh Venus Aretha di 14.54 0 komentar
Label: love, poems, write anything